Program Keahlian Tata Busana SMK Negeri 1 Gantiwarno adalah salah satu jurusan program keahlian di SMKN Gantiwarno yang berlokasi di perbatasan kabupaten Klaten Jawa tengah dan gunung kidul Daerah istimewa Yogyakarta. Penggunaan kurikulum 13 yang berbasis project dalam mata pelajaran kompetensi keahlian di terapkan 3 tahun yang lalu. Dalam kurun waktu tiga tahun ini mencoba membuat pengembangan di bidang busana melalui pembelajaran produktif dengan metode pembelajarannya berbasis produk. Program Unit Produksi yang dikembangkan di jurusan tata busana ini pada awalnya berupa jasa penjahitan yang dikerjakan oleh para siswa yang di targetkan dapat menyelesaikan proses jahit di bantu oleh karyawan Unit produksi . Customer dari jasa ini berasal dari para guru ataupun anggota keluarga guru dan karyawan SMKN 1 Gantiwarno. Selain itu juga dariMASYARAKAT SEKITAR GANTIWARNO seperti Gedangsari, Gunungkidul dengan promosi “gethok tular” atau dari mulut ke mulut. Ketua Program Keahlian Tata Busana Happy Nurul Qotimah, di tahun 2019 mencoba menerapkan pembelajaran teaching faktory TeFa pada pembelajaran kolaborasi antara mata pelajaran Pembuatan pola, PBI dan PKWU dengan mengusung produk seragam sekolah untuk menjadi produk andalah untuk menyiapkan kebutuhan seragam sekolah siswa SMA/SMK sederajat. Sebagai unggulan produk TeFa seragam sekolah yang di sediakan adalah seragam osis, pramuka, wearpack, pesanan baju paskibra dan seragam PMR. Selain produk seragam juga menyediakan produksi tas laptop dan assesoris. Pembelajaran TeFa yang dilaksanakan melibatkan siswa dalam pembuatan dan penerimaan order atau pesanan, mulai dari proses mengukur, menyiapkan bahan, memotong, menjahit dsb. Hasil karya para siswa ini sudah layak jual dan hasil yang memuaskan, sehingga jarang para pelanggan komplain dengan hasil siswa Selain itu terobosan yang dikembangkan lagi adalah membuat produk “lutiran”, “lu” dari kata lurik, “ti” diambil dari kata batik dan an pengambilan dari kata Klaten yaitu produk busana dari lurik, batik maupun kombinasi keduanya dari daeran kabupaten Klaten. Dalam produk lutiran ini dikembangkan dari mata pelajaran PKK “Produk Kreatif dan Kewirausahaan” dimana dalam produk dibuat dengan ciri khas lurik dari pengrajin di daerah Klaten dengan batik yang dibuat sendiri dengan teknik cap, solet ataupun printing. Strategi untuk menghasilkan produk lutiran ini kita mengambil produk lurik dari pengrajin lurik Klaten di daerah pedan baik yang menggunakan Tenunan ATBM {Alat Tenun Bukan Mesin maupun ATM Alat Tenun dengan menggunakan Mesin, sedangkan batik yang digunakan adalah batik yang dibuat sendiri oleh para peserta didik dengan bimbingan guru PKK dibantu oleh pengusaha/pemilik “Nury Batik” yang kebetulan juga sebagai guru di SMKN 1 Gantiwarno. Pembelajaran pembuatan batik dari lutiran ini dilaksanakan di bayat tempat Bapak daris susilo sebagai pemilik Nury Batik. Alasan dilaksanakan pembelajaran di Nury Batik karena pemiliknya adalah guru SMKN 1 Gantiwarno sehingga dengan mudah untuk berkoordinasi dan lokasinya tidak jauh dari Sekolah. Selain itu karena peralatan yang disekolah belum ada. Pelaksanaan pembelajaran dengan terjun langsung di industri dilakukan setiap hari sabtu, bahkan terkadang dihari efektif sekolah di jam mata pelajaran PKK sehingga memberi bekal kompetensi nyata pada peserta didik. Produk kain batik yang dihasilkan adalah batik cap, solet maupun printing dengan teknik pencelupan menggunakan pewarna alami seperti indigo, secang, dan ditutup dengan warna sogan, jambal, tingi, teger. Hasil motif yang didapatkan adalah khas daerah Klaten ataupun yang sudah dikembangkan sendiri oleh para siswa “kami lebih mengenal dengan motif suka-suka”. Dari produk lutiran ini kemudian di pasarkan oleh peserta didik lewat media/akun pribadinya masing-masing. Selain itu produk lutiran juga digunakan oleh para guru sebagai produk andalan TeFa, berupa blus kerja , busana pesta , lenan rumah tangga, asesoris, tas lap top. Produk lutiran ini pernah ikut di pamerkan di ajang fashion show dalam kegiatan LKS Tingat Nasional di Purwakarta tahun 2019 sebagai karya siswa tata busana. Produk ini mendapatkan apresiasi positif Kepala sekolah Dwi Titik Irdyanti, selalu memberikan izin dan dukungan bagi para guru untuk selalu mengembangkan kompetensi dengan pemagangan guru di Industri Batik Nury. Pada masa pandemi ini untuk mengembangkan dan menghidupkan unit produksi di jurusan tata busana. Pada pembelajaran kompetensi Keahlian busana peserta didik di wajibkan untuk membuat sebuah karya dengan arahan guru pengampu dan disesuaikan dengan penyederhanaan kurikulum di SMKN 1 Gantiwarno mengangkat lutiran dengan pembuatan batik dilakukan dengan pembuatan secara manual menggunakan teknik shibori yang diikuat maupun dijelujur dengan perwarna batik. Dan produk yang di hasilkan dipromosikan lewat media online ataupun akun pribadi siswa, disamping untuk mengenalkan produk siswa juga mengembangkan sayap mengenalkan produk TEFA Busana lewat online. Program Keahlian Tata Busana SMK Negeri 1 Gantiwarno adalah salah satu jurusan program keahlian di SMKN Gantiwarno yang berlokasi di perbatasan kabupaten Klaten Jawa tengah dan gunung kidul Daerah istimewa Yogyakarta. Penggunaan kurikulum 13 yang berbasis project dalam mata pelajaran kompetensi keahlian di terapkan 3 tahun yang lalu. Dalam kurun waktu tiga tahun ini mencoba membuat pengembangan di bidang busana melalui pembelajaran produktif dengan metode pembelajarannya berbasis produk. Program Unit Produksi yang dikembangkan di jurusan tata busana ini pada awalnya berupa jasa penjahitan yang dikerjakan oleh para siswa yang di targetkan dapat menyelesaikan proses jahit di bantu oleh karyawan Unit produksi . Customer dari jasa ini berasal dari para guru ataupun anggota keluarga guru dan karyawan SMKN 1 Gantiwarno. Selain itu juga dariMASYARAKAT SEKITAR GANTIWARNO seperti Gedangsari, Gunungkidul dengan promosi “gethok tular” atau dari mulut ke mulut. Ketua Program Keahlian Tata Busana Happy Nurul Qotimah, di tahun 2019 mencoba menerapkan pembelajaran teaching faktory TeFa pada pembelajaran kolaborasi antara mata pelajaran Pembuatan pola, PBI dan PKWU dengan mengusung produk seragam sekolah untuk menjadi produk andalah untuk menyiapkan kebutuhan seragam sekolah siswa SMA/SMK sederajat. Sebagai unggulan produk TeFa seragam sekolah yang di sediakan adalah seragam osis, pramuka, wearpack, pesanan baju paskibra dan seragam PMR. Selain produk seragam juga menyediakan produksi tas laptop dan assesoris. Pembelajaran TeFa yang dilaksanakan melibatkan siswa dalam pembuatan dan penerimaan order atau pesanan, mulai dari proses mengukur, menyiapkan bahan, memotong, menjahit dsb. Hasil karya para siswa ini sudah layak jual dan hasil yang memuaskan, sehingga jarang para pelanggan komplain dengan hasil siswa Selain itu terobosan yang dikembangkan lagi adalah membuat produk “lutiran”, “lu” dari kata lurik, “ti” diambil dari kata batik dan an pengambilan dari kata Klaten yaitu produk busana dari lurik, batik maupun kombinasi keduanya dari daeran kabupaten Klaten. Dalam produk lutiran ini dikembangkan dari mata pelajaran PKK “Produk Kreatif dan Kewirausahaan” dimana dalam produk dibuat dengan ciri khas lurik dari pengrajin di daerah Klaten dengan batik yang dibuat sendiri dengan teknik cap, solet ataupun printing. Strategi untuk menghasilkan produk lutiran ini kita mengambil produk lurik dari pengrajin lurik Klaten di daerah pedan baik yang menggunakan Tenunan ATBM {Alat Tenun Bukan Mesin maupun ATM Alat Tenun dengan menggunakan Mesin, sedangkan batik yang digunakan adalah batik yang dibuat sendiri oleh para peserta didik dengan bimbingan guru PKK dibantu oleh pengusaha/pemilik “Nury Batik” yang kebetulan juga sebagai guru di SMKN 1 Gantiwarno. Pembelajaran pembuatan batik dari lutiran ini dilaksanakan di bayat tempat Bapak daris susilo sebagai pemilik Nury Batik. Alasan dilaksanakan pembelajaran di Nury Batik karena pemiliknya adalah guru SMKN 1 Gantiwarno sehingga dengan mudah untuk berkoordinasi dan lokasinya tidak jauh dari Sekolah. Selain itu karena peralatan yang disekolah belum ada. Pelaksanaan pembelajaran dengan terjun langsung di industri dilakukan setiap hari sabtu, bahkan terkadang dihari efektif sekolah di jam mata pelajaran PKK sehingga memberi bekal kompetensi nyata pada peserta didik. Produk kain batik yang dihasilkan adalah batik cap, solet maupun printing dengan teknik pencelupan menggunakan pewarna alami seperti indigo, secang, dan ditutup dengan warna sogan, jambal, tingi, teger. Hasil motif yang didapatkan adalah khas daerah Klaten ataupun yang sudah dikembangkan sendiri oleh para siswa “kami lebih mengenal dengan motif suka-suka”. Dari produk lutiran ini kemudian di pasarkan oleh peserta didik lewat media/akun pribadinya masing-masing. Selain itu produk lutiran juga digunakan oleh para guru sebagai produk andalan TeFa, berupa blus kerja , busana pesta , lenan rumah tangga, asesoris, tas lap top. Produk lutiran ini pernah ikut di pamerkan di ajang fashion show dalam kegiatan LKS Tingat Nasional di Purwakarta tahun 2019 sebagai karya siswa tata busana. Produk ini mendapatkan apresiasi positif Kepala sekolah Dwi Titik Irdyanti, selalu memberikan izin dan dukungan bagi para guru untuk selalu mengembangkan kompetensi dengan pemagangan guru di Industri Batik Nury. Pada masa pandemi ini untuk mengembangkan dan menghidupkan unit produksi di jurusan tata busana. Pada pembelajaran kompetensi Keahlian busana peserta didik di wajibkan untuk membuat sebuah karya dengan arahan guru pengampu dan disesuaikan dengan penyederhanaan kurikulum di SMKN 1 Gantiwarno mengangkat lutiran dengan pembuatan batik dilakukan dengan pembuatan secara manual menggunakan teknik shibori yang diikuat maupun dijelujur dengan perwarna batik. Dan produk yang di hasilkan dipromosikan lewat media online ataupun akun pribadi siswa, disamping untuk mengenalkan produk siswa juga mengembangkan sayap mengenalkan produk TEFA Busana lewat online.
misiprogram keahlian tata busana Mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang berwawasan mutu, keunggulan, profesional, berakhlaq mulia dan berorientasi masa depan. Membekali peserta didik untuk berkarir, mandiri yang mampu beradaptasi di lingkungan kerja sesuai bidangnya dan mampu menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat.
Salah satu jurusan yang bisa Kamu temui pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK adalah jurusan tata busana. Di jurusan tata busana, Kamu akan mempelajari materi-materi pembelajaran seputar dengan dunia fashion. Bagi Kamu yang sedang mempertimbangkan untuk masuk jurusan ini, berikut beberapa kelebihan dan kekurangan jurusan tata busana untuk menjadi pertimbangan Kamu. 1. Kelebihan Jurusan Tata Busana Dunia fashion merupakan dunia yang akan selalu berkembang dan tidak ada matinya. Pakaian merupakan kebutuhan pokok setiap manusia dan gaya berbusana saat ini bukan lagi hanya sekedar kebutuhan, melainkan juga sudah menjadi suatu tren tersendiri. Begitu pula dengan berbagai prospek kerja yang ada pada bidang tata busana. Ketika Kamu lulus dari jurusan ini nantinya, Kamu akan memiliki peluang kerja yang cukup luas di berbagai industri fashion yang setiap tahun selalu berkembang. Di jurusan tata busana ini Kamu juga akan mendapat keahlian yang berkaitan dengan perancangan busana. Maka, setelah lulus Kamu memiliki keahlian yang bisa Kamu manfaatkan untuk membuka bisnis dan usahamu sendiri. Banyak bisnis yang bisa menjadi peluang Kamu yang merupakan lulusan jurusan tata busana, misalnya membuka butik, membuka usaha jahit, atau menjadi perancang busana. Kelebihan dan kekurangan jurusan tata busana lainnya adalah kepribadian yang Kamu miliki. Kamu yang masuk jurusan tata busana tentunya akan lebih mengerti mengerti tren-tren busana yang sedang populer dan lebih mengerti cara memilih style fashion yang cocok. Hal ini akan membuat Kamu terlihat lebih fashionable dibanding teman-teman Kamu yang lain. 2. Kekurangan Jurusan Tata Busana Dalam berbagai praktek yang dilakukan pada jurusan tata busana, Kamu harus selalu menyiapkan anggaran untuk membeli berbagai bahan yang dibutuhkan untuk praktek tersebut, seperti kain dan berbagai aksesoris busana. Maka, perlu mempersiapkan anggaran khusus untuk biaya-biaya semacam ini ketika Kamu memutuskan untuk masuk jurusan tata busana. Selain itu, berbagai pelajaran praktek pada jurusan tata busana juga umumnya membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian yang tinggi. Kegiatan praktek dan tugas semacam ini tentunya akan menyita waktu Kamu. Terlebih jika Kamu salah melakukan salah satu langkahnya, Kamu harus kembali mengulanginya dari awal. Oleh karena itu, jika Kamu memutuskan untuk masuk jurusan ini, pastikan Kamu memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan sudah siap dengan waktumu yang akan tersita. Ketika Kamu lulus nantinya dan berniat membuka usaha, bisnis di bidang fashion juga merupakan bisnis yang sangat banyak dipilih orang-orang. Maka, Kamu harus benar-benar memiliki ide bisnis yang unik dan kreatif agar bisa bersaing dengan para pebisnis fashion lainnya. Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan jurusan tata busana untuk menjadi referensi bagi Kamu yang sedang memeprtimbangkan untuk masuk jurusan ini.
- Salah satu jurusan tertua di SMK adalah Tata Busana. Tentu karena jurusan ini sudah ada sejak era sekolah kewanitaan pada masa kolonial Belanda. Sehingga menjadi salah satu cikal bakal dari SMK saat ini. Selain itu, jurusan ini banyak digandrungi karena punya prospek kerja yang sekolah, siswa jurusan tata busana ini disiapkan agar mampu merancang dan membuat busana, semisal dari memilih bahan, membuat pola, dan menjahit. Meski “dikondisikan” untuk mahir membuat busana, tetapi prospek kerja jurusan ini tidak hanya menjadi fashion designer saja. Baca juga ITS Jaring Siswa Berprestasi di Fakultas Vokasi, Kuota Hanya Segini Menurut Kepala SMKN 1 Pringapus, Jawa Tengah, Farida Fahmalatif, prospek kerja lulusan tata busana cukup luas dan beragam. SMKN 1 Pringapus sendiri merupakan SMK Pusat Keunggulan PK untuk bidang tata busana yang sudah menghasilkan sejumlah produk laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Jumat 8/4/2022, ini 7 prospek kerja lulusan tata busana Prospek kerja lulusan tata busana 1. Desainer fesyen Dian Pelangi menjadi contoh lulusan SMK yang sukses berkarir sebagai desainer fesyen. Selain merancang busana, seorang desainer fesyen juga bisa melebarkan sayap dengan merancang produk fesyen lain, seperti tas dan sepatu. 2. Fashion stylist Untuk profesi ini bertugas menata penampilan seseorang, mulai dari busana yang cocok dikenakan, bagaimana padu padannya, hingga pilihan aksesoris untuk melengkapi tampilan secara keseluruhan. Baca juga Ditjen Diksi Pendidikan Vokasi Kini Harus Jadi Pilihan Pertama. 343 39 385 144 192 9 448 75